Senin, 06 Oktober 2014

PROMISE part4



(suara hp)
“halo? Karine kenapa kamu belum pulang sayang? Mama khawatir”
“maaf bu rena, ini saya Dr. Arif. karine masuk rumah sakit, penyakit nya kambuh”
Mama langsung menutup telfon dan memanggil mang ujo untuk mengantarnya kerumah sakit.
“Karine” ucap mama dengan meneteskan air mata.
“Maaf bu rena, sebaiknya karine segera dioperasi, karena kanker yang ia alami sudah stadium 2, kita segera membawanya keaustralia” jelas Dr. arif

Tanpa berfikir panjang, mama menyuruh mang ujo untuk memberitahu bi surti menyiapkan keperluan karine disana. 1jam kemudian kami berangkat ke Australia. Untuk menjalani operasi mengangkatan kanker karine.
Mama melihat hape karine dengan panggilan dari rama 56kali. Mama berfikir jika aku lagi ada petengkaran. Mama mematikan handphone karine dengan maksud karine lebih tenang dengan semua ini. setelah 2minggu kami kembali ke Indonesia,.
“mah aku ingin sekolah” ucapku.
“jangan sekarang ya sayang. Kamu masih butuh istirahat”

Aku hanya bisa mengikuti apa yang mama katakana. Aku tau itu yang terbaik untukku.
Tiba-tiba aku teringat rama, bunga-bunga mawarnya, boneka sashiku. Apa dia mencariku selama aku berada di Ausy? Apa ia kangen denganku? Rama sungguh aku tak bisa melupakanmu.
“bi, selama aku operasi, rama pernah nyariin aku gak?” tanyaku..
“iya non, dia setiap hari kesini terus, dia selalu bawa surat. oya bentar non, bibi ambilkan suratnya”. “nih non” bibi memberiku surat-surat yang rama tuliskan untuk ku. Aku membuka dan membacanya satu per satu. Tiba-tiba air mata ini menetes. 

Hari ini rama belum kerumah tapi, aku tidak mau menemui dia dengan penampilan seperti ini. saat dia kerumah dan menemui bibi, aku hanya mengintipnya dari jendela kamarku.
Saat nya masuk sekolah dengan menampilan baru. Aku mulai memakai kerudung kesekolah, kini aku tidak dapat lagi menyisir dan menghias rambutku.karna aku tidak lagi mempunyai rambut.
Aku berjalan menuju kelas dengan kepala sedikit menunduk, tiba-tiba aku menabrak rama. Aku tidak melihat jika ada rama yang berdiri di depanku. Rama mencoba melihatku, tapi aku selalu membuang muka.
“Karine” sahutnya. Aku berlari menuju kelas. Rama mencoba mengikutiku.
“Karine” memegang tanganku.
“maaf, aku ga ada urusan sama kamu” ucapku. Aku melanjutkan perjalananku menuju kelas.
Ram, andai engkau tau. Tadi itu sakittt, sakit banget, pengen rasanya aku peluk kamu, tapi aku masih teringat kejadian itu.
“assalamualaikum” ucap rama sambil mengetuk pintu
“waalaikum salam(membuka pintu) eh rama, apa kabar rama? Gimana dengan fio?”
“baik tante, tante maafin aku udah nyakitin karine, aku ga bermaksud begitu” rama bersimpuh dihadapan mama.
“oh gitu, karine lagi gak mau diganggu, karine butuh istirahat. Maaf ya”jawab mama dan menutup pintu rumah. Dari jendela kamar, ku jatuhkan salah satu bunga mawar tepat di hadapan dia. Sontak, dia melihat ke atas dan rama melihat aku dengan penampilan seperti para pengidap kanker. Aku hanya tersenyum ke arahnya dan menutup gorden.

(bunyi hp) sms dari rama, apa aku harus membuka nya? Ku buka sms dan membacanya. “kenapa kepala kamu botak?”aku membalas dengan emot senyum. “beri aku kesempatan kedua untuk memperbaiki hubungan kita”
Hariini tanggal 8 November, 12 hari lagi aku anniv tepat 1 tahun dengan rama.
“ma, aku boleh balik lagi dengan rama ga?”
“kok kamu nanya sama mama? yang ngejalaninkan kamu”

Aku akan memberi kesempatan kedua untuk rama dan semoga dikesempatan ini ia berubah. Aku ga bisa bohongin perasaan. Aku masih sayang sama rama. Mulut bisa saja berbohong tapi perasaan susah untuk menyembunyikan kebohongan ini.
“karine, beri aku kesempatan kedua ya” ucap dia yang memberi bunga mawar.
“iya. Tapi kamu janji kamu akan berubah, aku ga maksa kamu untuk menjaga yang lebih baik, aku berharap kamu menjadi someone buat aku”  menerima bunga mawar pemberian rama.
“yeeee” teriak rama yang membuat semua orang yang diperpus menengok kearah kami berdua. kami berpura-pura membaca buku. Rama mengajakku ke taman. Kami duduk terdiam, tanpa sepatah katapun yang kami berbincangkan. Tiba-tiba rama menoel kupingku tanpa sepengetahuan ku, sontak aku menghadap kesamping. Tapi, tidak ada orang disamping kanan ku. Rama menoel kuping lagi dan aku menoleh kesamping. aku berfikir sambil tersenyum. Aku menataptajam rama.
“kenapa? Bukan aku lho” ucapnya sambil menunjukan kedua tangannya.
“ihhh boong” aku memukul pelan tangannya.
Rama mencoba menoel kuping ku, tapi kali ini tangan kanan nya ketahuan dengan ku.
“hayooo, tangan nya mau ngapain” menunjuk kearah rama. Rama langsung menggaruk kepala nya. “enggak ahh, ini kepala gatel” jawabnya sambil menggaruk-garuk kepala.
“ihhh boong” aku mengelitiki rama. Dan kami tertawa bersama lagi. Rasa nya pengen seperti ini terus, aku ga mau rama tau tentang penyakitku. Aku takut rama meninggalkan ku, aku belum siap untuk itu. Aku terdiam, tiba-tiba setetes darah mengalir dari hidungku. Aku berlari menuju toilet wanita dan segera membersihkan darahku.
“kamu tadi kenapa? Gak pa-pa kan?” nada khawatir rama terpancar, ini yang membuat aku lebih tidak tega melihatnya.
“enggak pa-pa kok, yaudah yuk pulang” menarik tangan rama.
Mawar-mawar kini hampir layu, aku takut kehidupan aku seperti mawar itu yang berlahan – lahan layu. Ku duduk tepat didepan cermin dan menatap diri ku sendiri. Setetes air mata jatuh. Kini aku bukan lagi karine yang dulu, aku lemah, aku rapuh, aku takut dan aku menghidap kanker.
“aaaaaaaakkkkhhh” teriak dengan menangis sambil mengacak benda yang ada di meja rias.
“sayang, kamu kenapa?” sahut mama yang menghampiriku dengan wajah khawatir langsung memelukku.
“mah, aku capek begini. Aku pengen sembuh, aku pengen kaya dulu, aku pengen keluarga kita lengkap, aku tidak punya penyakit, aku dan rama bersama selalu, aku pengen mah. Aku pengen”
“tenang sayang, tenang” mama memeluk erat aku dan mencium keningku.
“mama janji, kita akan seperti dulu. Keluarga kita lengkap, dan kamu sembuh dari penyakit dan rama selalu ada buat kamu. Mama janji sayang, mama janji”
“bener mah?”
“iyap, mama janji” mama mengacungkan jari kelingking tanda promise untuk ku. Aku memerima janji mama.

Aku ga sabar pengen sembuh dan melihat keluarga aku kembali seperti dulu. Aku harus minum obat dan selalu cek up. Demi kesembuhan aku.
Saat aku dan mama menuju ke ruang Dr. arif, kami melihat papa yang seperti sedang menunggu seseorang diruang UGD. Kami menghampiri papa.
“pah?” sahutku. Papa menengok kearahku dan menghampiri ku langsung memelukku.
“karine” ucap papa, sambil meneteskan air  mata. “mas, siapa yang lagi dirawat?” Tanya mama.
“anak dan istriku ren” papa menceritakan kronologi kejadian yang menimpa anak dan istrinya.
“kalian sedang apa disini?” Tanya papa. Mama menengok kearah ku dan terdiam menunduk. “rena, kenapa? Kenapa dengan anak kita?” lanjut papa dengan khawatir.
“aku menghidap kanker otak pah, aku tidak lagi karine yang dulu. Kini aku menjadi seorang gadis yang lemah” mendengarkan kata-kataku papa langsung memelukku.

Setelah berbincang cukup lama, aku dan mama berpamit untuk menuju ke ruang Dr. arif untuk men cek up. Saat sedang cek-up Tiba-tiba hp mama berbunyi, mama mendapatkan telfon dari papa bahwa istri dan anaknya telah meninggal. Selesai cek up aku dan mama segera menuju rumah papa.
“mah, mama mau kemana? Rapi banget” Tanya ku yang melihat mama berdandan rapih, dan terburu-buru. “eh sayang, ini mama ada pertemuan dengan client. Mama pergi dulu ya sayang” mencium keningku.
“karine, nanti dihari anniv kita yang 1 tahun. Aku janji akan memberikan kado special untuk kamu. Yang mungkin ga akan pernah kamu lupain. Aku pengen menghabiskan 1hari itu bersama kamu, Cuma kita berdua. Kamu mau kan?”Tanya rama.
“promise??” mengacungkan jari kelingking sambil memakan ice cream. “promise” balas rama.

Tiba-tiba aku merasa pusing yang begitu berat yang tak sanggup lagi aku tahan. Aku memegang kepalaku. “kamu kenapa sayang?. Coba liat aku” aku melihat rama. Tiba-tiba darah keluar dari hidungku.”hidung kamu, darah” rama langsung menghapus darah yang tak henti mengalir. “aku ga pa-pa kok, aku Cuma ngerasa capek aja”. Rama semakin khawatir dengan ku yang semakin lama wajahku semakin pucat. Rama menggendongku kerumah. Sontak mama khawatir dan membawa aku kerumah sakit. “maaf tante karine sebenarnyya ada penyakit apa?’ Tanya rama.
“dia hanya kecapean kok, tenang aja karine kuat, karine pasti sehatlagi” ucap mama dengan air mata yang membasahi pipi. “sebaiknya kamu pulang ya” lanjut mama. rama tak dapat membantah perkataan mama. dia pergi meninggalkan kami dirumah sakit. Dokter arif keluar dari ruangan dan dia menghampiri mama.
“dokter, karine, karine gak pa-pa kan?” Tanya mama dengan wajah khawatir.
“kini, karine sedang dalam bahaya. Penyakitnya kini sudah stadium 3. Dan dia harus dikemo, sebelum terlambat. Karine gak bisa hidup dalam jangka yang lama lagi” ucap dokter. Mama yang mendengar perkataan dokter itu, langsung menangis lebih deras dan berlari menuju aku. Dan memeluk aku yang terbaring lemah ditempat tidur. Pada saat ini juga mama mengambil keputusan untuk segera memulai operasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar